PENINGGALAN KERAJAAN HINDU, BUDDHA DAN ISLAM
DI INDONESIA
&
TOKOH-TOKOH ZAMAN KERAJAAN HINDU, BUDDHA DAN
ISLAM
I.
PENINGGALAN KERAJAAN HINDU
Masukknya Agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari India.
Di antara pedagang tersebut ada yang menetap di Indonesia dan membawa pengaruh
agama dan kebudayaan mereka. Kebudayaan Hindu di masa lampau mewariskan
bermacam-macam peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan
Hindu antara lain candi, prasasti, patung, karya sastra (kitab), dan tradisi.
Berikut ini adalah
peninggalan-peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu:
Candi
Candi adalah bangunan yang biasanya
terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Pada candi Hindu
biasanya terdapat arca perwujudan tiga dewa utama dalam ajaran Hindu. Tiga dewa
itu adalah Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Brahma adalah dewa pencipta, Wisnu dewa
pemelihara, dan Syiwa dewa pelebur. Pada dinding candi terdapat relief, yaitu
gambar timbul yang biasanya dibuat dengan cara memahat. Relief mengisahkan
sebuah cerita.
Candi peninggalan Hindu yang
terkenal adalah Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang. Candi Prambanan
dibangun pada abad ke-9 di perbatasan Yogyakarta dan Surakarta. Di dalam candi
ini terdapat patung Trimurti dan relief yang mengisahkan cerita Ramayana. Tokoh
dalam cerita Ramayana adalah Rama, Shinta, dan Burung Jatayu.
Candi-candi
peninggalan agama Hindu
No.
|
Nama
Candi
|
Lokasi
Penemuan
|
Pembuatan
|
Peninggalan
|
1
|
Prambanan
|
Yogyakarta
|
Abad ke-7 M
|
Mataram Lama
|
2
|
Dieng
|
Dieng, Jawa Tengah
|
Abad ke-7 M
|
Mataram Lama
|
3
|
Badut
|
Malang, Jawa Timur
|
Tahun 760 M
|
Kanjuruhan
|
4
|
Canggal
|
Jawa Tengah
|
Abad ke-8 M
|
Mataram Lama
|
5
|
Gedong Sanga
|
Jawa Tengah
|
Abad ke-8 M
|
Mataram Lama
|
6
|
Penataran
|
Blitar, Jawa Timur
|
Abad ke-11 M
|
Kediri
|
7
|
Sawentar
|
Blitar Jawa Timur
|
Abad ke-12 M
|
Singasari
|
8
|
Candi Kidal
|
Jawa Timur
|
Abad ke-12 M
|
Singasari
|
9
|
Singasari
|
Jawa Timur
|
Abad ke-12 M
|
Singasari
|
10
|
Sukuh
|
Karang Anyar, Jateng
|
Abad ke-13 M
|
Majapahit
|
Prasasti
Prasasti adalah benda peninggalan
sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu,
logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan Hindu ditulis
dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah Prasasti
Yupa, dibuat sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa berasal dari Kerajaan
Kutai. Yupa adalah tiang batu yang digunakan pada saat upacara korban. Hewan
kurban ditambatkan pada tiang ini. Prasasti Yupa terdiri dari tujuh batu
bertulis. Isi Prasasti Yupa adalah syair yang mengisahkan Raja Mulawarman.
Berikut ini daftar prasasti-prasasti peninggalan kebudayaan Hindu.
Prasasti-prasasti
peninggalan kerajaan Hindu
No.
|
Nama
Prasasti
|
Lokasi
Penemuan
|
Pembuatan
|
Peninggalan
|
1
|
Kutai
|
Kutai, Kaltim
|
Abad ke-4 M
|
Kutai
|
2
|
Ciaruteun
|
Bogor, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
3
|
Tugu
|
Cilincing, Jakut
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
4
|
Jambu
|
Bogor, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
5
|
Kebon Kopi
|
Bogor, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
6
|
Cidanghiang
|
Pandeglang
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
7
|
Pasir Awi
|
Leuwiliang, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
8
|
Muara Cianten
|
Bogor, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
9
|
Canggal
|
Magelang, Jateng
|
Abad ke-7 M
|
Mataram Lama
|
10
|
Kalasan
|
Yogyakarta
|
Tahun 732 M
|
Mataram Lama
|
11
|
Dinoyo
|
Malang, Jatim
|
Tahun 760 M
|
Mataram Lama
|
12
|
Kedu
|
Temanggung, Jateng
|
Tahun 778 M
|
Mataram Lama
|
13
|
Sanur
|
Bali
|
Abad ke-9 M
|
Bali
|
Patung
Wujud patung Hindu antara lain hewan
dan manusia. Patung berupa hewan dibuat karena hewan tersebut dianggap memiliki
kesaktian. Patung berupa manusia dibuat untuk mengabadikan tokoh tertentu dan
untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh patung peninggalan kerajaan Hindu yang
terkenal adalah Patung Airlangga sedang menunggang garuda. Dalam patung itu,
Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
Patung-patung
peninggalan kerajaan Hindu
No.
|
Nama
Patung
|
Lokasi
Penemuan
|
Pembuatan
|
Peninggalan
|
1
|
Trimurti
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Dwarapala
|
Bogor, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
3
|
Wisnu Cibuaya I
|
Cibuaya, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
4
|
Wisnu Cibuaya II
|
Cibuaya, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
5
|
Rajasari
|
Jakarta
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
6
|
Airlangga
|
Medang Kemulan
|
Abad ke-10 M
|
Medang Kemulan
|
7
|
Ken Dedes
|
Kediri, Jatim
|
Abad ke-12 M
|
Kediri
|
8
|
Kertanegara
|
Jawa Timur
|
Abad ke-12 M
|
Singasari
|
9
|
Kertarajasa
|
Mojekerto, Jatim
|
Abad ke-13 M
|
Majapahit
|
Karya sastra (kitab)
Karya sastra peninggalan kerajaan
Hindu berbentuk kakawin atau kitab. Kitab-kitab peninggalan itu berisi catatan
sejarah. Umumnya karya sastra peninggalan sejarah Hindu ditulis dengan huruf
Pallawa dalam bahasa Sansekerta pada daun lontar. Karya sastra yang terkenal
antara lain Kitab Baratayuda dan Kitab Arjunawiwaha. Kitab Baratayuda dikarang
Empu Sedah dan Empu Panuluh. Kitab Baratayuda berisi cerita keberhasilan Raja
Jayabaya dalam mempersatukan Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kitab
Arjunawiwaha berisi pengalaman hidup dan keberhasilan Raja Airlangga. Berikut
ini daftar kitab-kitab peninggalan sejarah Hindu di Indonesia.
Kitab-kitab peninggalan
sejarah Hindu
No.
|
Nama
Kitab
|
Lokasi
Penemuan
|
Pembuatan
|
Peninggalan
|
1
|
Carita Parahayangan
|
Bogor, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
2
|
Kresnayana
|
Bogor, Jabar
|
Abad ke-5 M
|
Tarumanegara
|
3
|
Arjunawiwaha
|
Kahuripan, Jatim
|
Abad ke-10 M
|
Medang Kemulan
|
4
|
Lubdaka
|
Kediri, Jatim
|
Abad ke-11 M
|
Kediri
|
5
|
Baratayuda
|
Kediri, Jatim
|
Abad ke-12 M
|
Kediri
|
Tradisi
Tradisi adalah kebiasaan nenek
moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat saat ini. Tradisi agama Hindu
banyak ditemukan di daerah Bali karena penduduk Bali sebagian besar beragama
Hindu. Tradisi agama Hindu yang berkembang di Bali, antara lain:
- Upacara nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan.
- Upacara potong gigi (mapandes).
- Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah dibakar beserta sejumlah benda berharga yang dimiliki orang yang dibakar.
- Ziarah, yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi.
I.
PENINGGALAN KERAJAAN BUDDHA
Candi
Candi-candi Buddha digunakan
sebagai tempat pemujaan. Ciri candi Buddha adalah adanya stupa dan patung Sang Buddha Gautama. Stupa adalah bangunan dari
batu tempat menyimpan patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha dapat dilihat
dalam tabel berikut ini.
Prasasti
Di Sumatra Selatan ditemukan
beberapa prasasti warisan Kerajaan Sriwijaya. Di sekitar Palembang ditemukan Prasasti
Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti
Kedukan Bukit. Ketiganya menceritakan berdirinya kerajaan
Sriwijaya. Prasasti Karang Berahi dan Prasasti
Kota Kapur ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu
menceritakan wilayah kekuasaan Sriwijaya
Patung
Patung yang bercorak Buddha
biasanya berupa arca Sang Buddha Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali
ditemukan di Sikendeng, Sulawesi Selatan.
Berikut ini daftar patung atau arca peninggalan sejarah Buddha
Karya Sastra (kitab)
Ada beberapa karya sastra
peninggalan sejarah yang bercorak Buddha. Salah satu karya sastra bercorak
Buddha yang terkenal adalah Kitab Sutasoma. Kitab ini
dikarang oleh Mpu Tantular. Kitab Sutasoma menceritakan kisah Raden Sutasoma.
Kisah ini mengajarkan pengorbanan dan belas kasih yang harus ditempuh seseorang
untuk mencapai kesempurnaan tertinggi. Salah satu ungkapan yang terkenal dari
Kitab Sutasoma adalah “Bhinneka Tunggal
lka Tan Hana Dharma Mangrwa.” Berikut ini daftar karya
sastra atau kitab-kitab peninggalan sejarah yang bercorak Buddha.
Tradisi
Tradisi agama Buddha yang
sekarang ini kita jumpai banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama
Buddha yang ada, misalnya berdoa di wihara. Tradisi lain agama Buddha yang masih
ada adalah ziarah. Ziarah dilakukan dengan mengunjungi tempat suci leluhur
seperti candi. Kegiatan yang dilakukan pada saat ziarah adalah membaca doa dan
membawa sesajen.
III.
PENINGALAN
KERAJAAN ISLAM
Kedatangan agama Islam ke dalam kehidupan rakyat Indonesia mempunyai
pengaruh yang sangat besar. Dibandingkan dengan pengaruh agama-agama lain,
pengaruh agama Islam telah memberikan corak tersendiri terhadap budaya bangsa
Indonesia. Peninggalan-peninggalan tersebut sampai sekarang dapat ditemukan
bahkan masih dikembangkan antara lain :
a. Masjid yaitu
tempat beribadah bagi pemeluk agama Islam
b. Makam yaitu
tempat menguburkan orang-orang yang telah meninggal dunia
c. Keraton yaitu
bangunan yang luas untuk kediaman raja.
d. Seni ukir yaitu
gambaran atau hiasan yang digoreskan atau dipahat pada kayu, logam dan batu
e. Aksara
kaligrafi dan naskah
f. Kesusastraaann
g. Seni
Pertunjukan, budaya dan tradisi
A. Peninggalan
sejarah yang bercorak Islam
a. Masjid
Ciri-ciri masjid adalah sebagai berikut :
1. Atapnya
berbentuk tumpang yaitu atap bersusun yang semakin keatas semakin mengecil
2. Terdapat menera
yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan
3. Didalam
kompleks biasanya terdapat kolam untuk berwudlu
4. Pintu
kerbangnya dilengkapi gapura seperti keratin / candi
b. Tradisi
Agama
1. Seni tari :
Tari Saman, tari Sedati, tari Zapin, tarian rudat dan Hudrah
2. Seni musik :
Rebana, orkes gambus, dan samroh
3. Adat istiadat :
Pakaian adat pengantin Betawi, yaitu Siangko bercadar
4. Upaca adat :
Sekaten dan Grebek Maulid
c. Kaligrafi
Kaligrafi adalah tulisan yang
menggunakan huruf arab dibuat sangat indah, kaligrafi dapat dibuat dalam bentuk
manusia dan makhluk hidup lainnya, misalnya yang terdapat dibatu nisan makam
Malik Al-Saleh dari kerajaan Samudra Pasai.
Masjid Agung Demak
TOKOH-TOKOH
ZAMAN KERAJAAN HINDU, BUDDHA DAN ISLAM
I.
Kerajaan
Hindu
Aswawarman
Aswawarman adalah raja Kutai kedua.
Ia menggantikan Kudungga sebagai raja. Sebelum masa pemerintahan Aswawarman,
Kutai menganut kepercayaan animisme. Ketika Asmawarman naik tahta, ajaran Hindu
masuk ke Kutai. Kemudian kerajaan ini menganut agama Hindu. Aswawarman
dipandang sebagai pembentuk dinasti raja yang beragama Hindu
Mulawarman
Mulawarman menggantikan Aswawarman
sebagai raja Kutai. Mulawarman menganut agama Hindu. Kemungkinan besar pada
masa pemerintahan Mulawarman telah ada orang Indonesia asli yang menjadi
pendeta Hindu. Dengan demikian upacara keagamaan tidak lagi dipimpin oleh
Brahmana dari India. Mulawarman mempunyai hubungan baik dengan kaum Brahmana.
Hal ini dibuktikan karena semua yupa dibuat oleh pendeta Hindu
Purnawarman
Prasasti
Ciaruteun
|
Purnawarman merupakan raja
Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua kedua setelah
Kerajaan Kutai. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu.
Prasasti-prasasti peninggalan
Kerajaan Tarumanegara banyak menceritakan kebesaran Raja Purnawarman. Dalam
Prasasti Ciaruteun terdapat jejak tapak kaki seperti tapak kaki Wisnu dan
dinyatakan sebagai tapak kaki Raja Purnawarman
Airlangga
Patung
Airlangga
|
Airlangga adalah Raja Kahuripan.
Beliau memerintah pada tahun 1.019-1.049. Airlangga sebenarnya putera raja
Bali. Beliau dijadikan menantu oleh Raja Darmawangsa. Ketika pernikahan
berlangsung, Kerajaan Kahuripan diserang bala tentara dari Wurawuri. Airlangga
dan dibeberapa pengiringnya berhasil melarikan diri.
Airlangga menyusun kekuatan untuk
mengusir musuh. Usaha tersebut berhasil. Bahkan, Airlangga berhasil memperkuat
kerajaan Kahuripan dan memakmurkan rakyatnya. Airlangga sebenarnya merupakan
gelar yang diterima karena beliau berhasil mengendalikan air sungai Brantas
sehingga bermanfaat bagi rakyat.
Jayabaya
Jayabaya adalah raja terbesar dari
Kerajaan Panjalu atau Kadiri. Beliau memerintah tahun 1135-1157 M. Namanya
selalu dikaitkan dengan Jangka Jayabaya yang berisi ramalan-ramalan tentang
nasib Pulau Jawa.
Keberhasilan dan kemasyhuran Raja
Jayabaya dapat dilihat dari hasil sastra pada masa pemerintahannya. Atas
perintahnya, pujangga-pujangga keraton berhasil menyusun kitab Bharatayudha
Ken Arok
Candi
Kidal
|
Ken Arok adalah pendiri kerajaan
Singasari. Beliau juga menjadi cikal bakal raja-raja Majapahit. Mula-mula Ken
Arok mengabdi kepada Awuku Tunggul Ametung di Tumapel. Tumapel termasuk wilayah
kerajaan Kediri. Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung.
Ken Arok membunuh Tunggul Ametung. Kemudian ia memperistri Ken Dedes dan
menjadi penguasa di Tumapel.
Waktu itu di Kerajaan Kediri terjadi
pertentangan antara raja dan kaum Brahmana. Kaum Brahmana melarikan diri ke
Tumapel dan mendapatkan perlindungan dari Ken Arok. Kemudian, para brahmana
menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel pada tahun 1222. Setelah menjadi
raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi. Nama kerajaannya adalah
Singasari.
Raden Wijaya
Raden Wijaya adalah pendiri dan raja
pertama Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
Sebelum menjadi raja, adalah pemimpin tentara Singasari. Dalam pertempuran
melawan tentara Jayakatwang, pasukannya kalah. Beliau melarikan diri ke desa
Kudadu bersama para pengikutnya. Selanjutnya, beliau menyingkir ke Madura dan
minta bantuan Wiraraja, adipati Sumenep. Atas saran Wiraraja, Raden Wijaya
menyerahkan diri kepada Jayakatwang dan mengabdikan diri kepadanya.
Gajah Mada
Prasasti
Gajah Mada
|
Gajah Mada adalah patih mangkubumi
(maha patih) Kerajaan Majapahit. Namanya mulai dikenal setelah beliau berhasil
memadamkan pemberontakan Kuti. Gajah Mada muncul sebagai seorang pemuka
kerajaan sejak masa pemerintahan Jayanegara (1309-1328). Kariernya dimulai
dengan menjadi anggota pasukan pengawal raja (Bahanyangkari). Mula-mula, beliau
menjadi Bekel Bahanyangkari (setingkat komandan pasukan). Kariernya terus
menanjak pada masa Kerajaan Majapahit dilanda beberapa pemberontakan, seperti
pemberontakan Ragga Lawe (1309), Lembu Sura (1311), Nambi (1316), dan Kuti
(1319).
Hayam Wuruk
Hayam Wuruk (1334-1389) adalah raja
terbesar Majapahit. Beliau bergelar Sri Rajasanagara. Beliau adalah Putra Ratu
Tribhuanatunggadewi dan Kertawardana. Di bawah pemerintahan beliau, Majapahit
mengalami puncak kebesaran dan zaman keemasan. Pada masa itu, Mahapatih Gajah
Mada berhasil mempersatukan seluruh Nusantara. Daerah kekuasaan Majapahit
kurang lebih meliputi wilayah Indonesia saat ini. Perdagangan dengan luar
negeri, terutama Cina, mencapai kemajuan, begitu pula bidang kesusastraan, seni
pahat, seni bangun, kehakiman, dan agama.
II.
Kerajaan Buddha
erikut beberapa tokoh pada masa
kerajaan Buddha di Indonesia, yaitu Balaputradewa, Sakyakirti, dan Kertanegara.
- Balaputradewa
Balaputradewa adalah raja Sriwijaya
yang memerintah sekitar abad ke-9 atau ke-10 Masehi. Beliau berasal dari
keluarga Syailendra, yang berkuasa di Pulau Jawa mulai sekitar tahun 750. Ayah
Balaputradewa bernama Samaragrawira dan ibunya bernama Tara. Balaputradewa
kemudian bergelar Sri Wirawairimathana.
- Sakyakirti
Sakyakirti adalah seorang mahaguru
agama Buddha yang ada di Kerajaan Sriwijaya. Menurut kesaksian I-Tsing
Sriwijaya telah menjadi pusat agama Buddha. Di sana ada lebih dari seribu
pendeta yang belajar agama Buddha. Diperkirakan di Sriwijaya sudah berdiri
sebuah perguruan Buddha. Perguruan ini mempunyai hubungan baik dengan perguruan
Buddha yang ada di Nalanda, India.
- Kertanegara
Patung
Kertanegara |
Kertanegara adalah raja terakhir
dari Kerajaan Singasari. Beliau adalah cicit Ken Arok. Kertanegara memerintah
tahun 1268-1292. Kertanegara bergelar Maharajadhiraja Sri Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa. Kertanegara adalah raja yang sangat terkenal baik dalam
bidang politik maupun keagamaan. Dalam bidang politik, Jayanegara dikenal
sebagai raja yang menguasai ilmu ketatanegaraan dan mempunyai gagasan
memperluas wilayah kerajaannya. Kertanegara menganut agama Buddha Tantrayana.
III.
Kerajaan
Islam
Di Sumatra pernah berdiri kerajaan-kerajaan Islam, yaitu Samudra Pasai
dan Kerajaan Aceh. Beberapa tokohnya sebagai berikut.
Sultan Malik Al-Saleh
Makam
Sultan
Malik Al-Saleh |
Sultan Malik Al-Saleh adalah pendiri
dan raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Sebelum menjadi raja beliau bergelar
Merah Sile atau Merah Selu. Beliau adalah putera Merah Gajah. Diceritakan Merah
Selu mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Akhirnya, beliau berhasil
diangkat menjadi raja di suatu daerah, yaitu Samudra Pasai.
Sultan Ahmad (1326-1348)
Sultan Ahmad adalah sultan Samudera Pasai yang ketiga. Beliau bergelar Sultan Malik Al-Tahir II. Pada masa pemerintahan beliau, Samudera Pasai dikunjungi oleh seorang ulama Maroko, yaitu Ibnu Battutah. Ulama ini mendapat tugas dari Sultan Delhi, India untuk berkunjung ke Cina. Dalam perjalanan ke Cina Ibnu Battutah singgah di Samudera Pasai.
Sultan Alauddin Riyat Syah
Sultan Alauddin Riyat Syah adalah
sultan Aceh ketiga. Beliau memerintah tahun 1538-1571. Sultan Alauddin Riyat
Syah meletakan dasardasar kebesaran Kesultanan Aceh. Untuk menghadapi ancaman
Portugis, beliau menjalin kerja sama dengan Kerajaan Turki Usmani dan
kerajaankerajaan Islam lainnya. Dengan bantuan Kerajaan Turki Usmani, Aceh
dapat membangun angkatan perang yang baik.
Sultan Iskandar Muda (1606-1637)
Masjid
Baiturrahman
|
Sultan Iskandar Muda adalah sultan
Aceh yang ke-12. Beliau memerintah tahun 1606-1637. Pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda, Aceh mengalami puncak kemakmuran dan kejayaan. Aceh
memperluas wilayahnya ke selatan dan memperoleh kemajuan ekonomi melalui
perdagangan di pesisir Sumatera Barat sampai Indrapura. Aceh meneruskan
perlawanan terhadap Portugis dan Johor untuk merebut Selat Malaka.
Tokoh-tokoh Sejarah Islam di Jawa
Di pulau Jawa terdapat sembilan
ulama pelopor dan pejuang pengembangan Islam. Mereka adalah Sunan Gresik, Sunan
Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus,
Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Mereka lebih populer dengan sebutan Wali
Songo, yaitu:
- Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
- Sunan Ampel (Raden Rahmat)
- Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)
- Sunan Giri (Raden Paku)
- Sunan Drajat (Syarifuddin)
- Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
- Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)
- Sunan Muria (Raden Umar Said)
- Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Tokoh-tokoh Sejarah Islam di
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
Perkembangan Islam di wilayah
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku juga terjadi melalui jalur perdagangan.
Perkembangan Islam di daerah ini semakin cepat karena peran putra-putra daerah
ini menuntut ilmu agama Islam ke Jawa. Ketika pulang mereka menjadi ulama yang
menyebarkan agama di daerahnya. Perkembangan Islam di wilayah ini ditandai
dengan berdirinya kerajaan Islam seperti Kesultanan Kutai Kertanegara, Ternate,
dan Kerajaan Gowa-Tallo. Beberapa tokoh dari sejarah perkembangan Islam di
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku antara lain sebagai berikut.
Dato ri Bandang dan kawan-kawan
Ada tiga mubalik asal Minangkabau
yang merintis penyebaran Islam di Sulawesi Selatan. Mereka adalah Dato ri
Bandang (Abdul Makmur Khatib Tunggal), Dato ri Patimang (Sulaiman Khatib
Sulung), dan Dato ri Tiro (Jawad Khatib Bungsu). Dato ri Bandang bersama dengan
Dato Suleman datang ke Kerajaan Gowa-Tallo untuk menyiarkan agama Islam Sultan
Gowa tersebut bergelar Sultan Alauddin.
Sultan Alauddin
Komplek
Raja-raja Gowa di Makasar
|
Sultan Alauddin adalah raja Gowa
ke-14. Beliau adalah raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam. Beliau masuk
Islam bersamaan dengan raja Tallo. Raja Tallo tersebut sekaligus menjadi
Mangkubumi Kerajaan Gowa. Setelah masuk Islam, raja Tallo itu dinamai Sultan
Abdullah Awwal al-Islam.
Tuan Tunggang Parangan
Kesultanan
Kutai Kertanegara |
Tuan Tunggang Parangan adalah ulama
yang menyebarkan agama Islam di Kerajaan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur.
Awalnya di kerajaan ini ada dua ulama yang melakukan siar agama Islam yaitu
Tuan Tunggang Parangan dan Dato ri Bandang. Namun setelah beberapa lama, Dato
ri Bandang kembali ke Makasar (Kerajaan Gowa- Tallo) melanjutkan siar yang
telah beliau rintis di sana. Tuan Tunggang Parangan tetap tinggal di Kutai.
Sultan Zainal Abidin
Kesultanan
Ternate
di Maluku Utara |
Zainal Abidin adalah raja Kerajaan
Ternate (1486-1500). Beliau pernah pergi ke Giri, untuk belajar agama Islam.
Ketika kembali dari Giri, beliau berusaha memasukkan ajaran Islam dalam
pemerintahannya. Beliau juga berusaha memperluas pengajaran Islam untuk rakyat.
Beliau mendirikan pesantren dan mendatangkan guru-guru (ulama) dari Jawa.
Selain itu, Zainal Abidin juga berusaha menyebarkan Islam lewat ekspansi
kekuasaannya.
Diambil dari berbagai sumber
28
September 2012
tabel pada peninggalan agama budha-nya kenapa tidak ada??
BalasHapusijin copy gan ,, makasih sebelumnya
BalasHapus